Efek Sabun Terhadap Kulit
Cleanser di rancang untuk membersihkah debu, kotoran, keringat dan minyak dari kulit melalui aksi dari surfactants. Surfactants bekerja dengan cara mengelilingi partikel debu dan minyak, melarutkannya dalam air, dan membuangnya bersama air. Selain itu, surfactants juga membantu proses exfolation atau pembuangan sel-sel kulit mati.
Akan tetapi, surfactants juga memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi kulit, yaitu:
Kita akan memahaminya setelah tahu bagaimana cara cleanser berinteraksi dengan kulit. Berikut ini penjelasannya secara singkat:
Corneocytes adalah protein kompleks yang di buat dari kreatin. Dan surfactants dari cleanser akan mengikat protein ini lalu mengisinya dengan cairan sehingga menggelembung. Penggelembungan ini memudahkan bahan cleanser untuk masuk ke dalam lapisan kulit.
Setelah masuk, bahan tersebut akan berinteraksi dengan ujung syaraf dan sistem kekebalan tubuh. Interaksi inilah yang mungkin akan menyebabkan gatal dan iritasi. Saat air mulai menguap, corneocytes akan menjadi lebih kering dari kondisi sebelumnya. Dan inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering.
Surfactants yang terdapat pada clenser secara umum di bagi menjadi dua. Yaitu soap-based surfactants dan synthetic detergent-based surfactants (syndets). Soap-based surfactants mengandung alkali (pH 10) lebih banyak di banding syndets (pH 7 atau kurang).
Dari situ bisa di ketahui bahwa tingginya kandungan pH yang terdapat pada sabun batangan adalah penyebab utama terjadinya iritasi.
Akan tetapi, surfactants juga memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi kulit, yaitu:
- Kulit menjadi kaku setelah di bersihkan.
- Kulit menjadi kering.
- Mengganggu fungsi kulit sebagai pelindung.
- Kulit menjadi kemerahan.
- Iritasi.
- Gatal-gatal.
Kita akan memahaminya setelah tahu bagaimana cara cleanser berinteraksi dengan kulit. Berikut ini penjelasannya secara singkat:
Corneocytes adalah protein kompleks yang di buat dari kreatin. Dan surfactants dari cleanser akan mengikat protein ini lalu mengisinya dengan cairan sehingga menggelembung. Penggelembungan ini memudahkan bahan cleanser untuk masuk ke dalam lapisan kulit.
Setelah masuk, bahan tersebut akan berinteraksi dengan ujung syaraf dan sistem kekebalan tubuh. Interaksi inilah yang mungkin akan menyebabkan gatal dan iritasi. Saat air mulai menguap, corneocytes akan menjadi lebih kering dari kondisi sebelumnya. Dan inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering.
Surfactants yang terdapat pada clenser secara umum di bagi menjadi dua. Yaitu soap-based surfactants dan synthetic detergent-based surfactants (syndets). Soap-based surfactants mengandung alkali (pH 10) lebih banyak di banding syndets (pH 7 atau kurang).
Dari situ bisa di ketahui bahwa tingginya kandungan pH yang terdapat pada sabun batangan adalah penyebab utama terjadinya iritasi.