Berpikir Positif, Berpikir Negatif, Berpikir Benar
Titik awal untuk membuat perubahan permanen dan awet di dalam hidup anda itu dimulai dengan memahami perbedaan antara berpikir "positif," berpikir "negatif" dan berpikir "tepat."
Bayangkan seseorang yang sedang duduk bermain piano. Saat dia bermain, tidak ada harmoni, tidak ada keseimbangan dan lagu yang real karena dia terus menekan semua nada yang salah.
Sang pemain akhirnya merasakan ketidak harmonisan, tidak puas dan tidak bisa merasakan keindahan dari musiknya, lalu memutuskan untuk mencari seorang guru. Sang guru berkata, "Anda punya kemampuan untuk bermain musik, tapi anda perlu memahami musik."
Masing-masing kita punya kemampuan untuk memainkan lagu kehidupan dengan seimbang, harmonis dan indah. Tapi kita perlu mengtahui berbagai aturan dan prinsipnya. Kita perlu mengenali, mengingat dan memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Kehidupan berjalan menurut berbagai prinsip dan hukum fisika. Jika tidak, maka anda tidak akan bisa menerbangkan pesawat, karena tidak ada gravitasi, tidak akan ada yang namanya listrik, dan satu ditambah satu tidak akan menjadi dua. Hukum universal itu harus benar-benar bisa diandalkan.
Hukum universal itu bukan cuma bisa diandalkan, tapi juga kekal. Anda bisa bergantung padanya, dan itu akan selalu bekerja setiap saat. Intinya, alam semesta tidak akan pernah mengecewakan anda.
Dia tidak peduli berapapun usia, tinggi dan berat badan, agama, kewarga negaraan atau jenis kelamin anda. Kekuatan, daya atau energi itu netral, dan kita sendiri yang harus mengarahkannya melalui berbagai ide dan kepercayaan kita.
Kata-kata Anda adalah Hukum
Apa yang kami maksud adalah bahwa, kata-kata anda itu adalah hukum di alam semesta. Tapi anda perlu mengetahui hukum-hukum ini. Tanpa sebuah pemahaman, melalui ketidak tahuan, anda tidak bisa menciptakan apa yang anda inginkan.
Hukum dasar yang mejadi landasan dari semua hukum lainnya itu adalah hukum Sebab dan Akibat. Hukum Sebab dan Akibat mengatakan bahwa efek atau hasil dari situasi apapun itu harus sama dengan penyebabnya. Dan penyebab ini selalu adalah sebuah ide atau kepercayaan.
Cara lain untuk menggambarkan Hukum Sebab dan Akibat adalah contoh dari hukum menabur dan menuai, atau aksi dan reaksi. Atau, jika ditempatkan dalam konteks abad modern, Ide-ide ku itu tercipta menjadi hasil-hasil ku.
Hukum Sebab dan Akibat itu tidak pandang bulu, sama seperti matahari. Jika anda berdiri dibawah matahari, anda akan mendapatkan kehangatan dan manfaat yang menyehatkan dari sinar matahari.
Tapi jika berdiri ditempat yang gelap, maka sepertinya matahari tidak menyinari anda. Tapi siapa yang menggerakan anda ke tempat gelap? Siapa yang memasuk-kan anda ke dalam kegelapan? Kenyataannya adalah, kita berada dalam kegelapan karena ketidak-tahuan kita sendiri.
Masalah Ketidak-tahuan
Saya ulangi, Hukum Sebab dan Akibat itu tidak pandang bulu. Itulah kenapa kita melihat begitu banyak orang yang sebenarnya baik, tapi punya begitu banyak masalah dan bencana dalam hidupnya. Karena disuatu titik dalam kehidupannya, dia telah menyalah gunakan atau tidak memahami hukum.
Itu tidak berarti dia jahat. Itu tidak berarti dia bukanlah orang yang penyayang. Itu hanyalah berarti bahwa melalui ketidak-tahuan atau kesalah pahaman, dia telah menyalah gunakan hukum. Dan ini bisa terjadi pada semua hukum.
Sebagai contoh, hukum aerodinamik atau grativitas tidak akan membunuh anda, tapi ketidak pahaman mengenai fungsinya pasti akan membunuh anda, sekalipun anda orang yang baik, penyayang dan positif.
Hukum alam itu seperti sungai yang akan terus mengalir. Dia tidak peduli apakah anda bahagia atau sedih, baik atau buruk, dia akan terus mengalir. Sebagian orang masuk ke sungai lalu menangis. Sebagian lai masuk kesungai lalu bahagia.
Tapi sungai tidak peduli, dia tetap saja mengalir. Kita bisa memanfaatkan dan menikmatinya, atau kita bisa melompat dan tenggelam di dalamnya. Dan sungai akan terus mengalir karena dia tidak pandang bulu.
Begitu juga dengan alam semesta. Alam semesta yang menjadi tempat tinggal kita ini bisa mendukung atau menghacurkan kita. Pemahaman kita dan pemanfaatan hukum-hukum inilah yang menentukan efek atau hasil-hasil kita.
Kita cuma bisa menerima apa yang mampu diterima oleh pikiran kita. Kita bisa masuk ke sungai kehidupan dengan sebuah sendok, dan orang lain mungkin dengan sebuah gelas. Orang lainnya lagi dengan sebuah ember, lalu ada orang lain yang mungkin dengan sebuah drum.
Tapi ketidak terbatasan sungai itu selalu ada disana dan menunggu. Kesadaran, ide-ide, kerangka berpikir dan sistem kepercayaan kita lah, yang menentukan apakah kita masuk ke sungai kehidupan dengan membawa sebuah sendok, gelas, ember atau drum.
Jika kita miskin dalam pemikiran, dan memasuki sungai kehidupan hanya dengan membawa sebuah sendok, maka kita mungkin akan mengutuk betapa sedikit yang kita miliki di dalam sendok kita. Kita mungkin mengutuk orang lain yang mendapat lebih banyak. Tapi ingat, apapun yang kita kutuk akan balik mengutuk kita.
Sungai itu selalu ada disana, dan airnya sangat berlimpah. Kita bisa memasukinya dengan sebuah sendok, ember atau drum, kapanpun kita mau. Apa yang kita ambil dari sungai kehidupan itu terserah kita.
Satu-satunya pembatas itu berada di dalam pikiran kita sendiri. Faktanya adalah, kita bisa selalu memiliki apapun yang kita inginkan, jika kita mau membuang kepercayaan bahwa kita tidak bisa mendapatkannya. Hanya itu.