Kepercayaan yang Menjadi Pembatas

Semua pengalaman telah mengarahkan kita untuk mempercayai hal-hal tertentu mengenai diri sendiri. Entah kepercayaan ini benar atau tidak, itu tidak masalah karena jika kita sudah menerimanya sebagai kebenaran, itu akan menjadi benar untuk kita.

Jika kita mengucapkan kata-kata kita cukup lama, maka itu akan menjadi hukum di alam semesta. Ucapkan berbagai keterbatasan anda dengan penuh semangat, maka itu akan menjadi milik anda. Entah yang anda percayai itu adalah kebenaran atau kebodohan, jika anda menerimanya, itulah yang akan menjadi hidup anda.

Begitu kita sudah menerima suatu pemikiran, maka waktu akan membuktikannya, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Jika kita menerima sebuah pemikiran mengenai kekurangan dan keterbatasan, maka waktu akan membuktikannya. Tidak ada yang bisa kita lakukan selain mengubah pemikiran kita.

Jika kita menanam sebuah bibit, itu akan tumbuh. Jika anda menanam tomat, anda akan mendapat tomat. Tomat tersebut tidak akan mengubah pikirannya lalu menjadi timun karena menganggap timun itu lebih baik untuk anda.

Tanah akan terus memberikan anda tomat, selama anda masih terus menanamnya, meski anda sebenarnya alergi terhadap tomat.

Amatilah berbagai kepercayaan yang membentuk dasar-dasar dari kehidupan anda. Kita semua penuh dengan berbagai kepercayaan yang telah kita kumpulkan selama bertahun-tahun, melalui berbagai sikap, ide, opini dan pengkondisian.

Dan kita begitu penuh dengan apa yang kita tahu hingga saat ditantang, kita langsung membela diri, "Jangan ajari aku. Aku tahu semuanya. Beraninya kamu ingin mengubahnya. Itu sudah menjadi dasar dari seluruh hidup ku. Tapi sekarang kamu mengatakan bahwa aku mungkin saja salah. Aku tidak mau dengar itu."

Sehingga, kita hidup dengan memilki serangkaian kepercayaan yang disebut agama, serangkaian kepercayaan yang disebut politik, serangkaian kepercayaan mengenai diri sendiri, serangkaian kepercayaan mengenai jenis orang yang kita sukai atau benci, dan serangkaian kepercayaan mengenai semua hal lain.

Banyak dari apa yang kita percayai, yang diambil dari berbagai pengalaman, kelompok atau individu tertentu, itu sebenarnya tidak benar. Itu hanyalah hal-hal yang telah kita imajinasikan untuk menjadi benar karena kita ingin selamat.

Karena keinginan untuk selamat dan hasrat untuk keteraturan itu begitu kuat, kita menciptakan berbagai aturan mengenai sifat dasar dari kehidupan dan bagaimana itu akan diterapkan, lalu berbagai aturan ini menjadi kepercayaan. Tapi Sayangnya, berbagai kepercayaan tersebut juga menjadi pembatas.

Membuang Kepercayan Keliru

Fakta mengenai masalah ini adalah bahwa kita hanya bisa sukses jika kita mau membuang semua kepercayaan yang keliru. Saat kita mengalami sakit, kegagalan atau kekurangan, itu seringkali karena keterbatasan pemikiran kita sendiri.

Hal yang menyedihkan adalah, meski kita tahu bahwa hidup kita di area tertentu itu tidak berjalan seperti yang diharapkan, tapi kita tetap takut untuk berubah. Kita terkunci di dalam zona nyaman kita, tidak peduli sekalipun itu mungkin sangat merugikan.

Satu-satunya cara untuk keluar dari zona nyaman dan terbebas dari masalah serta keterbasan kita adalah dengan menjadi tidak nyaman. Seberapa banyak kebebasan yang akan kita dapatkan, itu tergantung dan seberapa banyak kebenaran yang mau kita terima.

Kita harus berhenti membodohi diri, berhenti menyalahkan orang lain, dan berhenti menghidari keputusan yang tidak menyenangkan, serta mulai menghadapi kebenaran bahwa mungkin kita telah menerima kepercayaan yang keliru, yang telah menjadi penyebab langsung dari berbagai kejadian dalam hidup kita.

Ini bukanlah sekedar masalah berpindah dari berpikir negatif menjadi berpikir positif. Ini adalah tentang bergerak ke arah berpikir "benar," yang berarti bergerak ke arah mengetahui sesuatu yang benar secara absolut mengenai siapa kita dan hubungan kita dengan kehidupan.

Berpikir benar, yang di dasari oleh kebenaran dan bukan ilusi, adalah pondasi yang menentukan kebenaran dari semua pemikiran lain. Berpikir positif dan berpikir negatif, keduanya disaring oleh sistem kepercayaan kita. Sedangkan berpikir benar, berasal dari kesadaran mengenai kebenaran atau realitas dari setiap situasi.

Kebenaran akan Membebaskan Anda

Selalu berusahalah untuk mengetahui kebenaran mengenai setiap situasi yang melibatkan anda. Pandanglah dari belakang sistem kepercayaan anda saat itu, dan tanyakan pada diri anda yang lebih tinggi, "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Diri anda yang lebih lebih tinggi akan selalu mengungkapkan kebenaran untuk anda, jika anda mau mendengarnya. Saat anda bertindak menurut kebenaran tersebut, berarti anda menggunakan berpikir benar. Itu bukan masalah menjadi positif atau negatif, melainkan hanya menjadi diri sendiri.

Dan saat anda menjadi diri sendiri, yang berarti anda membiarkan diri anda yang lebih tinggi untuk mengungkapkan kebenaran, maka setiap situasi yang melibatkan anda akan terselesaikan dengan sendirinya secara sempurna.

Itu mungkin kedengarannya ajaib, tapi itu sebenarnya hanyalah Hukum Sebab dan Akibat dalam aksi.

Titik Awal Kesuksesan

Mungkin, istilah yang paling akurat untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi manusia itu adalah istilah, "merusak diri". Tujuan dari semua guru-guru agung itu adalah untuk menyadarkan manusia mengenai tingkah laku yang merusak diri.

Orang-orang mengatakan mereka ingin menjadi dewasa, untuk memikul tanggung jawab dari kehidupan, tapi seringkali yang sebenarnya mereka inginkan adalah tetap menjadi seorang anak kecil. Mereka tidak mau berubah.

Mereka malah memberikan berbagai alasan kenapa mereka tidak bisa menjadi, atau mendapatkan apa yang mereka inginkan. Cara untuk mengatasi ini adalah dengan membuang semua alasan.

Jika kita percaya bahwa seseorang atau sesuatu diluar diri itu adalah penyebab dari masalah kita, maka kita akan selalu mencari solusi diluar diri.

Agar bisa menemukan jawaban yang benar atas masalah yang dihadapi, kita harus memulai dengan melihat diri sendiri dalam sebuah cara yang baru, sehingga kita bisa melihat orang lain dan kejadian dengan sebuah cara yang baru.

Dunia luar adalah reproduksi dari dunia di dalam diri kita. Anda harus menyadari ini. Berapa banyak orang bermasalah yang anda kenal yang tidak sedikitpun memberikan perhatian mengenai fakta ini?

Seberapapun banyaknya tekad, kemauan, inspirasi atau motivasi itu, tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita jika kita mencari jawabannya diluar diri.