Bahaya dari Kelalaian
Hal-hal yang mudah untuk dilakukan itu juga mudah untuk tidak dilakukan. Alasan utama kenapa orang umumnya tidak melakukan sebaik yang mereka bisa itu dapat disimpulkan ke dalam satu kata: lalai.
Bukan karena tidak punya uang -- semua bank penuh dengan uang. Bukan karena tidak ada peluang -- peluang ada dimana-mana.
Bukan karena tidak ada buku -- perpustakaan penuh dengan buku. Bukan karena tidak sekolah -- ruang kelas penuh dengan guru-guru yang bagus.
Kita punya banyak pemimpin, pembimbing, dan penasehat. Semua yang akan pernah kita butuhkan untuk menjadi kaya dan ampuh serta canggih, sudah tersedia. Alasan utama kenapa hanya sedikit yang memanfaatkannya hanyalah karena, lalai.
Banyak dari kita yang pernah mendengar kutipan, "Satu hari satu apel menjauhkan kita dari dokter." Kita mungkin meragukan kutipan ini, tapi bagaimana jika benar?
Jika dengan melakukan satu tindakan kecil tersebut, yaitu satu disiplin kecil, kita bisa menjadi sehat, siap, dan aktif seumur hidup, lalu apakah itu tidak masuk akal, dan apakah tidak mudah untuk makan apel setiap hari?
Katakanlah kutipan itu benar, mengapa tidak makin banyak orang yang makan sebutir apel setiap hari untuk mempertahankan kesehatan? Jika itu begitu mudah, dan ada imbalan yang luar biasa dari disiplin ini, mengapa kita tidak melakukannya?
Karena, hal-hal yang mudah untuk dilakukan itu juga mudah untuk tidak dilakukan. Itulah kenapa kegagalan itu begitu halus. Kegagalan itu umumnya akibat kelalaian.
Kita gagal untuk melakukan hal-hal kecil yang seharusnya dilakukan tapi sepertinya tidak penting, dibanding hal-hal lain yang perlu dilakukan. Kelalaian kecil punya cara untuk menjadi kesalahan besar melalui perjalanan waktu yang cukup.
Kelalaian itu seperti infeksi. Jika dibiarkan, akan menyebar ke seluruh sistem disiplin, dan akhirnya mengarah pada kehancuran total dari kehidupan manusia, yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dengan tidak melakukan hal-hal yang kita tahu seharusnya dilakukan, menyebabkan kita merasa bersalah, dan rasa bersalah mengarah pada penurunan keyakinan diri. Saat keyakinan diri kita berkurang, begitu juga level aktivitas kita.
Dan saat aktivitas kita berkurang, hasil kita pasti akan berkurang. Dan saat hasil kita berkurang, sikap kita mulai melemah. Dan saat sikap kita mulai beralih dari positif menjadi negatif, keyakinan diri kita semakin berkurang.... dan seterusnya.....
Gagal melakukan hal-hal yang kita bisa dan harus lakukan, akan menghasilkan spiral negatif, yang begitu dimulai, akan sulit dihentikan.
Belajar Mendengarkan Suara yang Benar
Mengapa kita cenderung begitu sering melakukan hal-hal yang kurang penting, tapi begitu enggan melakukan hal-hal sangat penting, yang dituntut oleh kesuksesan dan kebahagiaan? Suara siapakah yang sering membisiki kita, "Lupakan saja. Untuk apa merisaukan semua disiplin omong kosong itu?"
Itu adalah suara-suara negatif, sebuah suara yang selama bertahun-tahun telah tumbuh berkembang semakin kuat, sebagai akibat dari berada disekitar pengaruh yang salah, memikirkan pemikiran yang keliru, mengembangkan filosofi yang keliru, dan membuat keputusan yang keliru.
Bagian dari solusi untuk berhenti mendengarkan suara negatif adalah dengan belajar mendengarkan suara kecil dari kesuksesan, yang berada di dalam diri kita semua. Suara kesuksesan itu sedang berjuang agar di dengar dan berusaha mengalahkan suara kegagalan yang begitu keras.
Kebebasan kita dalam memilih mengijinkan kita untuk mengikuti suara manapun yang kita pilih. Setiap kali kita membiarkan diri untuk mengalah pada suara sisi gelap dari kehidupan, dan terpengaruh untuk mengulangi kesalahan bukannya menguasai disiplin baru, maka suara negatif berkembang makin kuat.
Sebaliknya, setiap kali kita mendengarkan desakan dari suara kesuksesan, dan terpengaruh untuk mematikan televisi lalu mengambil buku, untuk membuka jurnal dan merekam pemikiran kita.
Atau menyisihkan waktu untuk menimbang kemana aksi-aksi kita saat ini mungkin akan mengarahkan kita, maka suara kesuksesan akan merespon disiplin baru ini, lalu berkembang semakin kuat dan volumenya semakin besar seiring waktu. Untuk setiap disiplin baru, ada satu lagi langkah maju.
Kita tidak akan pernah bisa menghilangkan suara kegagalan dari dalam diri kita. Itu akan selalu ada disana, mendesak kita untuk berpikir dan bertindak dalam sebuah cara yang bertentangan dengan keinginan kita sendiri.
Tapi kita bisa menenangkan pengaruh yang merusak ini secara efektif dengan cara mengembangkan sebuah filosofi yang sehat, dan sikap yang positif mengenai masa depan dan kehidupan kita.
Untuk membentuk sebuah filosofi baru itu mudah. Membuat keputusan yang baru dan yang lebih baik itu mudah. Mengembangkan sebuah sikap yang baru itu mudah. Semua hal berharga yang sudah kita bicarakan disini itu mudah dilakukan, tapi tantangan utamanya adalah bahwa itu juga mudah untuk tidak dilakukan.
Kita harus mengawasi dengan ketat perbedaan yang halus antara kesuksesan dan kegagalan, dan menjadi sangat sadar akan desakan dari dalam yang lebih suka menyuruh kita mengulangi kesalahan dari pada mengembangkan disiplin yang baru.
Kita harus membuat keputusan secara sadar untuk menjangkau kehidupan yang lebih baik melalui perbaikan pemikiran kita, dan pengamatan seksama terhadap kemungkinan dampak dari kesalahan kita yang berakumulasi.
Kita tidak boleh membiarkan diri untuk berpikir bahwa kesalahan itu tidak penting. Karena itu penting. Kita tidak boleh membiarkan diri untuk berasumsi bahwa kurang disiplin dalam aspek-aspek kecil dari kehidupan kita itu tidak akan berpengaruh. Itu pasti akan berpengaruh.
Dan kita tidak boleh membiarkan diri untuk percaya bahwa kita bisa mendapatkan semua yang kita inginkan, dan menjadi semua yang kita harapkan tanpa melakukan perubahan apapun dalam cara berpikir kita mengenai kehidupan. Kita tidak boleh.
Perjalanan ke arah kehidupan yang lebih baik itu dimulai dengan komitmen yang serius untuk mengubah semua aspek dari filosofi kita saat ini, yang memiliki kapasitas untuk menjembatani antara kita dan impian kita.
Aspek-aspek lain dari kehidupan bisa jadi tidak ada gunanya jika kita tidak lebih dulu membuat ketetapan untuk melakukan sesuatu dengan filosofi kita.
Semuanya berada dalam jangkauan kita, jika kita ingin membaca buku, menulis jurnal, melatih disiplin, dan mengobarkan peperangan terhadap kelalaian.
Ada beberapa aktivitas fundamental yang akan mengarah kita bukan cuma pada pengembangan filosofi baru, tapi juga kehidupan baru yang dipenuhi dengan kenikmatan dan pencapaian.
Setiap aktivitas baru dan positif akan melemahkan cengkraman kegagalan dan mengarahkan kita lebih dekat ke tujuan pilihan kita.
Setiap langkah, disiplin baru ke arah kesukesan memperkuat filosofi kita dan meningkatkan peluang untuk mencapai kehidupan yang seimbang.
Tapi langkah pertama dalam merealisasikan pencapaian yang berharga ini, terletak pada penguasaan diri dan jiwa kita, dengan cara mengembangkan filosofi yang sehat.