15 Tip untuk Membantu Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak-anak

Yakin dan percaya pada diri sendiri adalah salah satu kemampuan terpenting yang bisa kita ajarkan pada anak-anak saat mereka mulai menghadapi tantangan dalam hidup dan dunia yang terus berubah. Akan tetapi, kemampuan ini masih sering dianggap remeh dalam jalur pendidikan dan perkembangannya seringkali terabaikan.

Penelitian selama bertahun-tahun telah mengindikasikan bahwa orang yang punya rasa percaya diri dan mampu untuk fokus kepada hal-hal yang positif dari sifat dan kemampuan yang dimilikinya, akan jauh lebih bahagia, lebih puas, dan lebih sukses dalam hidupnya, dibanding mereka yang tidak percaya diri dan kurang yakin terhadap diri dan kemampuannya.

Orang tua, punya peran utama dalam pengembangan rasa percaya diri dari anak-anaknya, untuk memastikan bahwa mereka telah diberikan bekal yang cukup untuk menghadapi apapun yang akan terjadi dalam hidupnya.

Kedengarannya memang mudah, betul? Nyatanya memang tidak mudah.

Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak:

1. Puji mereka atas kelakukannya yang baik. Carilah peluang untuk memberikan komentar yang positif mengenai hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Sediakan waktu untuk memperhatikan. Kita bisa tahu saat mereka melakukan sesuatu yang kurang baik dan perlu kita perbaiki. Tapi kita seringkali mengabaikan tindakan-tindakan mereka yang baik, seolah-olah itu adalah hal yang biasa.

2. Jika merasa perlu untuk untuk mengubah kelakuannya, fokuskan pada tindakannya, bukan pada anaknya. Tindakan merekalah yang tidak kita sukai, dan anaknya tetap kita cintai. Sebagai contoh, dari pada mengatakan, "Ibu tidak suka sikap mu." Katakan, "Ibu tidak suka kamu berbicara dengan suara yang keras seperti itu."

3. Saat anak-anak melakukan kesalahan, bantu mereka untuk mengambil pelajaran dari kesalahannya itu dengan cara mendiskusikan apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi nanti (jika terjadi lagi). Tidak peduli betapapun tergodanya kita, hindari untuk mengatakan, "Nah, itulah, ibukan sudah bilang." Sebab, kata-kata seperti itu tidak akan banyak membantu.

4. Ketahui usahanya, meski jika hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Saat sesuatu tidak memberikan hasil seperti yang inginkan, itu bukanlah sebuah kegagalan. Sebab, sebelum berhasil menciptakan suatu penemuan, para penemu terhebat sepanjang sejarah juga banyak mengalami kegagalan.

5. Sesekali, ijinkan anak-anak untuk menjadi benar. Bantu mereka untuk mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi, misalnya dengan cara membiarkan mereka untuk berusaha meyakinkan kita bahwa cara mereka akan berhasil.

6. Mengalah. Sesekali, ijinkan mereka untuk menang. Pilih pertarungannya dengan hati-hati. Pertarungan yang aman mungkin adalah pertarungan tentang pekerjaan rumah. Kita boleh saja mengatakan apa yang kita sukai dan mengomel tentang dampak yang mungkin akan terjadi di sekolah jika pekerjaan rumahnya tidak diselesaikan. Membiarkan anak-anak untuk mengetahui sendiri dampaknya terhadap dirinya, mungkin bisa memberi efek yang lebih positif di masa-masa yang akan datang, dari pada terus menerus mengomelinya. Ini adalah pelajaran yang aman mengenai konsekuensi.

7. Tertariklah dengan apa yang anak-anak lakukan, sebelum mereka menjadi remaja. Jika kita memulainya sejak mereka masih kecil, maka hal itu akan terlihat lebih normal bagi mereka, dan mereka sepertinya tidak akan menganggap itu sebagai suatu gangguan saat mereka mulai beranjak remaja. Hal yang sama juga berlaku untuk poin berikut ini.

8. Sediakan waktu untuk bersama anak-anak. Waktu yang dihabiskan bersama orang tua akan selalu dikenang.

9. Hadiri sebanyak mungkin aktivitas yang mereka ikuti. Ibu dan ayah yang mendampinginya, atau duduk di barisan depan untuk menyaksikan dirinya, akan dia ingat sepanjang hidupnya.

10. Pelajari hal-hal baru bersama-sama, sekaligus kita juga jadi bisa ikut bersenang-senang.

11. Berikan dukungan dan dorongan sebanyak-banyaknya. Peluk dan kata-kata yang membangkitkan semangat, terutama saat mereka mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, akan membantu mereka untuk tetap kuat dan tidak kehilangan arah.

12. Dengarkan, dengarkan mereka secara aktif. Kita semua sibuk, jadi terkadang kita perlu menyisihkan waktu untuk bisa mendengarkan. Pastikan juga kita untuk mendengarkan komunikasi yang bersifat non-verbal (bahasa tubuh) karena bahasa ini seringkali lebih jujur.

13. Tunjukkan bahwa kita juga pernah membuat kesalahan dan bisa menjadi contoh mengenai cara mengatasinya. Jika kita terbiasa untuk tidak lari dari permasalahan, maka anak-anak akan menggunakan cara yang sama. Sebaliknya, jika kita menyerah saat pertama kali mencoba, mereka juga akan melakukan hal yang sama.

14. Dorong mereka untuk bisa akur satu sama lain. Buat rumah menjadi tempat yang menyangkan, tempat yang aman sehingga teman-teman mereka akan senang untuk berkunjung.

15. Cari sisi positif dari setiap pengalaman, termasuk pengalaman yang tidak menyenangkan. Pengalaman yang tidak menyenangkan bisa menawarkan pelajaran yang berharga dan peluang untuk mencari cara lain.

Dengan berusaha untuk meningkatkan rasa yakin dan percaya diri pada anak-anak, itu juga akan membantu kita untuk mempertahankan keyakinan diri, dan rasa percaya diri yang kita miliki.