Menghargai Nilai-Diri adalah Awal dari Proses

Apa yang akan terjadi jika kita semua mulai memanfaatkan pikiran dan membaca berbagai buku, mengikuti kursus, dan menemukan berbagai cara baru untuk memperbaiki filosofi kita?

Apa yang akan terjadi jika kita semua menanamkan sebuah sikap yang baru mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan?

Apa yang akan terjadi jika kita semua mengubah perasaan kita mengenai satu sama lain, dan pentingnya masing-masing diri kita terhadap nasib kita secara keseluruhan?

Jika kita semua melakukan itu, bayangkan efek luar biasa seperti apa yang akan diberikannya pada masa depan kita semua!

Hal yang menggairahkan adalah bahwa masing-masing kita itu sudah memiliki kekuatan mental, spriritual, intelektual, dan kreativitas yang cukup untuk melakukan semua yang pernah bisa kita impikan.

Semua orang sudah memilikinya! Kita cuma perlu untuk menjadi lebih sadar bahwa kita sudah memilikinya, dan menyisihkan lebih banyak waktu untuk memperbaiki apa yang sudah menjadi diri kita, kemudian membuatnya bekerja untuk kita.

Apa yang menghalangi kita dari menyadari berbagai anugerah dan bakat yang telah diberikan adalah sikap yang buruk terhadap diri sendiri.

Mengapa kita bisa begitu cepat melihat kelebihan dari diri orang lain, sementara enggan untuk mencarinya di dalam diri sendiri? Mengapa kita selalu siap untuk memberikan pujian terhadap prestasi orang lain, sementara kita malu untuk mengakui prestasi kita sendiri?

Hanya Masalah Pilihan

Bagaimana kita menilai diri sendiri itu hanyalah masalah pilihan, bukan kondisi, dan faktor utama yang akan menentukan bagaimana perasaan kita terhadap diri sendiri itu terletak pada filosofi pribadi kita.

Jika kita bertanya pada orang lain mengapa mereka merasa seperti itu mengenai masalah tertentu, maka kita mungkin akan menemukan bahwa alasan utamanya adalah karena mereka tidak benar-benar mengetahui masalah tersebut.

Karena tidak mendapatkan semua informasinya, kesimpulan yang mereka buat itu hanya didasari oleh potongan-potongan informasi yang bisa mereka temukan. Dengan pengetahuan yang terbatas, mereka seringkali membuat keputusan yang salah mengenai berbagai hal.

Andai mereka tahu yang lebih baik, mereka pasti akan berpikir lebih baik. Dengan kata lain, mereka hanya akan mencapai kesimpulan yang lebih baik jika mau meningkatkan pengetahuannya.

Dan berikut ini bagian persamaan lainnya: Jika mereka tahu yang lebih baik, mereka akan merasa lebih baik. Mengapa?

Karena mereka akan mulai membuat keputusan yang lebih baik, dan dari situ, mereka mulai membuat pilihan yang lebih baik, sehingga hasilnya jadi lebih baik.

Sikap kita itu dibentuk oleh berbagai keputusan dan pilihan yang telah kita buat, berdasarkan pengetahuan yang telah kita dapat.

Bayangkan seorang pelukis yang ingin menciptakan sebuah lukisan maha karya, tapi cuma punya sedikit warna di dalam alat lukisnya. Dia mungkin berhasrat untuk membuat sebuah maha karya, tapi tidak memiliki variasi warna yang cukup, yang sangat dibutuhkan oleh sebuah maha karya yang sesungguhnya.

Inilah apa yang terjadi pada manusia yang kurang pengetahuan. Mereka kekurangan "warna mental" untuk bisa menciptakan sebuah lukisan yang lengkap.

Jika ada satu area di dalam departemen pengetahuan dimana kita tidak boleh mengalami kekurangan, area itu adalah pengetahuan dan kesadaran mengenai keunikan diri kita. Kita tidak akan merasa lebih baik mengenai diri sendiri jika kita tidak benar-benar mengenal diri sendiri.

Jika kita sudah benar-benar mengenal diri sendiri (kelebihan, kemampuan, sumberdaya, perasaan terdalam, selera humor, dan prestasi kita yang unik) maka kita tidak akan pernah lagi meragukan kemampuan kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Masing-masing kita itu unik. Tidak satupun orang di dunia ini yang serupa dengan kita. Hanya diri kita satu-satunya orang di dunia ini yang bisa melakukan hal-hal spesial, seperti yang kita lakukan. Dan apa yang kita lakukan itu sebenarnya spesial.

Memang, kita mungkin tidak mendapat piala berlapis emas, atau pengakuan dari publik, atas apa yang telah kita lakukan, tapi setidaknya kita telah ikut membantu menciptakan dunia yang lebih baik untuk dijadikan tempat tinggal.

Kita membuat keluarga kita menjadi lebih kuat, kantor kita menjadi lebih efisien, dan komunitas kita menjadi lebih sejahtera karena telah menjadi diri sendiri.

Untuk mengubah bagaimana perasaan kita terhadap diri sendiri itu dimulai dengan mengembangkan sebuah filosofi yang baru mengenai nilai dari setiap diri manusia, termasuk diri kita sendiri.

Kita umumnya terlalu sibuk menghidupi diri, sehingga tidak sempat untuk berhenti sejenak dan menghargai semua yang telah kita lakukan pada hari itu. Kita tidak menghargai diri sendiri karena tidak sadar akan diri sendiri. Padahal pengetahuan akan diri itu adalah bagian kritis dari kehidupan.

Saat kita mulai banyak belajar mengenai siapa diri sendiri, kita mulai akan membuat pilihan dan keputusan yang lebih baik untuk dan mengenai diri sendiri. Dan saat itu terjadi, pilihan-pilihan kita meningkat, sehingga hasilnya ikut meningkat, begitu juga sikap kita.