Memanfaatkan Visi Masa Depan
Air terjun Niagara adalah salah satu pemandangan yang paling mendebarkan di dunia. Setiap jam, ribuan ton air mengalir di sepanjang Sungai Niagara, dan melucur beberapa ratus kaki ke bawah.
Melalui kecerdasan manusia, kekuatan yang besar dari air terjun ini dimanfaatkan, hingga bisa menjadi sumber energi yang sangat penting bagi jutaan manusia. Mimpi-mimpi kita juga bisa sama mendebarkan dan kuatnya dengan keajaiban alam ini.
Tapi mimpi-mimpi juga harus dimanfaatkan, dan diubah menjadi beberapa bentuk energi, jika ingin memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar. Sebab jika tidak, itu tidak lebih dari sekedar sebuah imajinasi yang menggairahkan.
Kita semua mengatakan ingin sukses, tapi cepat atau lambat, level aktivitas kita harus sama dengan level niat kita. Berbicara mengenai pencapaian itu adalah satu hal; tapi membuatnya menjadi kenyataan adalah hal yang sama sekali lain.
Sebagian orang sepertinya lebih menikmati saat berbicara mengenai kesuksesan, dibanding saat berusaha mencapainya.
Seolah-olah, ritual nyanyian mengenai suatu hari itu, membuatnya terperangkap ke dalam rasa aman yang palsu, hingga semua hal yang seharusnya dan bisa mereka lakukan kapanpun, sepertinya tidak pernah diselesaikan.
Dampak dari penipuan diri ini punya harganya sendiri. Cepat atau lambat, hari yang dijanjikan akan tiba, saat dimana mereka akan melihat kebelakang dengan penuh penyesalan mengenai hal-hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan, dan sudah diniatkan, tapi tidak pernah diselesaikan.
Itulah mengapa saat ini, kita harus mendorong diri untuk mengalami kepahitan yang lebih ringan, yaitu berupa kedisiplinan.
Sebab, kita semua pasti akan mengalami satu kepahitan, entah berupa kedisiplinan, atau berupa penyesalan. Tapi perbedaannya adalah, kepahitan disiplin itu diukur dalam satuan ons, sementara kepahitan penyesalan itu dalam satuan ton.
Aktivitas, adalah penerapan dari semua yang kita tahu dan rasakan, dikombinasikan dengan hasrat kita untuk memiliki lebih dibanding saat ini, dan menjadi lebih dari seperti sekarang ini.
Kegiatan itu Lebih Baik di Banding Kesenangan
Jika terlibat dalam suatu proyek, seberapa keras kita seharusnya mengerjakannya? Berapa banyak waktu yang akan kita berikan?
Filosofi mengenai aktivitas dan sikap kita terhadap kerja keras, akan mempengaruhi kualitas hidup kita. Apa yang kita putuskan mengenai rasio yang tepat antara kerja keras dan istirahat itu, akan menetapkan etika kita dalam bekerja.
Dan etika tersebut -- sikap kita mengenai jumlah kerja keras yang rela kita berikan untuk keberutungan masa depan -- akan menentukan seberapa besar atau kecilnya keberuntungan tersebut nantinya.
Kegiatan itu selalu lebih baik dibanding kesenangan. Setiap kali kita memilih untuk melakukan kurang dari yang kita bisa, kesalahan penilaian ini akan mempengaruhi keyakinan diri kita.
Jika diulangi setiap hari, dalam waktu singkat kita bukan hanya akan menemukan diri melakukan kurang dari yang seharusnya, tapi juga kurang dari yang kita bisa. Dan efek akumulasi dari kesalahan penilaian ini bisa jadi sangat fatal.
Untungnya, proses ini mudah untuk dibalik. Kapapun, kita bisa memilih untuk mendisiplinkan diri agar melakukan dan bukan melalaikan.
Setiap kali kita memilih aksi dan bukan kesenangan, atau kerja keras dan bukan bersantai, maka level nilai diri, rasa hormat terhadap diri sendiri, dan keyakinan diri kita meningkat.
Itu berarti, bagaimana kita merasa mengenai diri sendiri lah yang memberikan imbalan terbesar dari setiap aktivitas. Bukan apa yang kita dapat melainkan apa yang kita lakukan, yang membuat kita merasa berharga.
Aktivitaslah yang mengubah impian manusia menjadi kenyataan, dan pengubahan dari ide menjadi aktual tersebut memberikan kita sebuah nilai diri yang tidak bisa diberikan dari sumber manapun.
Semua punya harga dan kepahitannya sendiri. Tapi harga dan kepahitan menjadi mudah saat janjinya menjadi kuat. Agar sarana bisa diisi dengan aktivitas intensif, kita harus menjadi terobsesi dengan hasil akhir -- janji masa depan.
Hasil akhir bukan hanya sekedar "menyesuaikan" sarana, inspirasi yang kita dapat dari melihat hasil akhir dengan jelas di dalam pikiran, akan membuat kita mampu memproduksi sarananya.
Rasio Antara Aktivitas dan Beristirahat
Hidup bukan cuma untuk bekerja tanpa beristirahat. Menyisihkan waktu yang cukup untuk mengembalikan kekuatan itu penting. Kuncinya yaitu mengembangkan rasio yang wajar antara bekerja dan beristirahat.
Masing-masing kita harus memilih rasio terbaik untuk merefleksikan imbalan yang kita cari, mengingat bahwa dengan mengurangi kerja akan mengurangi imbalan. Jika kita beristirahat terlalu lama, rumput liar pasti akan mengambil alih kebun.
Pengikisan nilai-nilai kita mulai terjadi setiap kali kita beristirahat. Itulah mengapa kita harus menjadikan istirahat sebagai suatu kebutuhan, bukan tujuan. Beristirahat seharusnya hanya menjadi sebuah penundaan yang diperlukan dalam proses mempersiapkan serangan pada target dan disiplin berikutnya.