Bagaimana Cara Kita Mengukur Hasil
Hasil dari usaha kita di masa lalu itu bisa diukur dalam beberapa cara. Cara pertama adalah dengan melihat apa yang sudah kita miliki. Rumah, mobil, tabungan, investasi, dan semua asset fisik lain, adalah ukuran yang bagus untuk menilai perkembangan materi kita.
Asset-asset kita, merefleksikan satu aspek dari nilai kita saat ini. Dengan mengamati asset-asset, kita bisa mengukur nilai kita. Tapi ini bukan berarti bahwa satu-satunya cara untuk mengukur nilai adalah dengan melihat daftar kekayaan materi kita.
Sebab kekayaan itu ada banyak jenisnya, dan keberutungan terbesar dalam hidup (kenikmatan, cinta, keluarga, pengalaman, persahabatan) itu akan selalu jauh lebih bernilai di banding semua harta kekayaan materi yang mungkin kita dapat.
Namun apa yang telah kita kumpulkan selama bertahun-tahun dalam bentuk asset materi bisa menjadi indikator yang bagus untuk menilai hasil dari usaha di masa lalu, dan memperkirakan kemungkinan hasil di masa depan.
Jika kita saat ini memiliki akumulasi uang dan kekayaan materi yang significant, berarti mungkin kita sudah berada di jalan menuju pencapaian mimpi kita, yang dikenal sebagai kebebasan finansial.
Begitu juga jika daftar asset kita belum seberapa meski sudah bekerja selama 10, 20, atau bahkan 30 tahun lebih, berarti ini mungkin bisa menjadi indikasi yang bagus bahwa ada sesuatu yang perlu diubah.
Kita mungkin perlu membuat beberapa perubahan besar dalam level aktivitas kita saat ini, agar bisa meningkatkan hasil. Kita mungkin perlu meningkatkan skill atau pengetahuan atau kesadaran, agar bisa memanfaatkan peluang dengan lebih baik.
Atau mungkin kita perlu melakukan penyesuaian dalam filosofi kita mengenai keuangan, dan sikap kita terhadap pengeluaran. Jika kita tidak puas dengan apa yang telah dicapai sejauh ini, maka sekaranglah saatnya untuk memperbaiki masa depan.
Sebelum kita mengubah diri kita saat ini, maka apa yang akan kita dapat selalu akan sama. Bibit yang sama ditebar oleh penebar yang sama, pasti akan menghasilkan panen yang sama.
Agar hasil panen bisa berubah, itu mungkin perlu dengan cara mengubah bibit, tanah, atau kemungkinan besar, si penebarnya. Mungkin si penebar bersikeras untuk tetap menggunakan sebuah perencanaan yang tidak efektif.
Atau mungkin si penebar percaya bahwa menabur itu seharusnya dilakukan pada saat musim panas, bukan musim semi.
Sehingga saat musim gugur tiba, dan si penebar berada dalam kebutuhan yang sangat mendesak, dia mungkin akan menemukan dirinya tengah berdiri di ladang yang tandus, sambil mengutuk situasi atas kegagalan tanah dalam memberikan panen yang telah dijanjikannya.
Itu sebenarnya bisa menjadi waktu yang ideal bagi si penebar ini untuk mulai mengukur dan menilai, kenapa tanah tidak mau bekerja sama dengan perencanaan yang keliru. Tapi ternyata tidak, dia malah mengeluh dan mengumpulkan berbagai alasan lain kenapa nasibnya tidak beruntung.
Semua yang kita miliki adalah hasil dari berbagai usaha dan pemikiran di masa lalu. Kita mengumpulkan kecerdasan ataupun mengumpulkan kebodohan, dan masa depan kita akan menghasilkan imbalan yang sesuai, dengan apa yang telah kita lakukan dimasa lalu.
Kita harus memanfaatkan waktu untuk merencanakan, memperkirakan, menginves-tasikan, menebarkan, dan memperbaiki aktivitas dimasa lalu, dan menambahkan ilmu ke dalam gudang pengetahuan kita. Ini adalah bibit-bibit yang harus kita kumpulkan sepanjang jalan, sehingga kualitas hasil akan meningkat seiring waku.
Cara penting lainnya untuk mengukur hasil adalah dengan melihat lebih dekat telah menjadi seperti apa diri kita. Orang-orang seperti apa yang telah kita tarik ke dalam kehidupan kita? Apakah kita dihormati oleh rekan kerja dan tetangga?
Apakah kita menghargai kepercayaan kita? Apakah kita mencoba untuk meilhat dari sudut pandang orang lain? Apakah kita mendengarkan anak-anak kita? Apakah kita menunjukkan penghargaan yang tulus pada orang tua, pasangan, dan teman?
Apakah kita jujur dan etis dalam melakukan transaksi bisnis? Apakah kita dikenal karena keteguhan kita diantara rekan-rekan? Apakah kita masih berjalan ke arah yang salah? Apakah kita bahagia dengan siapa dan telah menjadi apa diri kita?
Telah menjadi apa diri kita itu adalah hasil dari semua pengalaman masa lalu, dan cara kita mengatasinya. Itu juga adalah hasil dari perubahan diri yang entah kita lakukan secara sengaja atau tidak disengaja selama bertahun-tahun.
Jika kita tidak bahagia dengan telah menjadi apa diri kita, maka kita harus mengubah siapa diri kita. Agar hal-hal bisa berubah, kita harus berubah... itu adalah salah satu aturan dasar dari kehidupan.