Aktivitas itu Harus di Disiplinkan
Disiplin. Sebuah kata yang sudah sering kita gunakan secara berulang-ulang sepanjang tulisan ini, dan untuk alasan yang sangat bagus.
Ada kecenderungan sisi negatif dari kehidupan untuk menyusup ke dalam rencana, mimpi-mimpi, dan aktivitas kita, dalam usaha untuk mengambil kendali. Ada kecenderungan optimisme untuk menyerah pada keraguan.
Ada kecenderungan rencana yang simpel untuk menjadi kompleks. Ada kecenderungan keberanian untuk menyerah pada rasa takut, dan keyakinaan diri untuk menjadi sangat khawatir.
Hanya melalui penerapan disiplin yang konsisten, kita bisa mencegah kecenderungan negatif dari kehidupan untuk menghancurkan rencana kita. Dengan berlalunya sedikit waktu, dan pencapaian sedikit kesuksesan, kita bisa menjadi tidak peduli.
Itulah mengapa mereka yang sedang mengejar kehidupan yang lebih baik itu harus mengembangkan rasa penghargaan yang baru terhadap kedisiplinan, dan menjadi sadar akan semua hal yang bisa mereka lakukan dan miliki.
Apa yang bisa kita semua lakukan itu luar biasa. Orang bisa melakukan hal-hal yang paling mengagumkan, begitu mereka telah memutuskan untuk memegang disiplin yang mengarah pada sebuah filosofi baru, sikap baru, dan level baru dari aktivitas yang intensif. Apa yang akan orang lakukan, sayangnya, terkadang mengecewakan.
Setiap saat, jika mau, kita bisa menjauh dari kondisi apapun yang sedang dihadapi. Sedikit demi sedikit, selembar demi selembar, paragraph demi paragraph, disiplin demi disiplin, kita bisa memulai proses pengembangan aktivitas ke tingkat tertentu, sehingga hari ini bisa menjadi titik awal dari kehidupan yang baru.
Siapapun bisa melakukannya!
Kita melakukannya dengan cara membuat rencana yang bagus. Kita melakukannya dengan menetapkan target baru. Kita melakukannya dengan melakukan hal-hal kecil yang akan memberikan perbedaan besar bagi perubahan hidup.
Sama seperti semua hal lain yang dibutuhkan oleh kesuksesan, untuk menerapkan disiplin itu mudah dilakukan... tapi juga mudah untuk tidak dilakukan.
Titik Awal untuk Mendisiplinkan Aktivitas
Berikut ini salah satu tempat terbaik untuk memulai proses penerapan disiplin baru. Setiap orang punya daftar mental mengenai "Aku saharusnya sudah"
"Aku seharusnya sudah menelpon ibuku akhir pekan ini."
"Aku seharusnya sudah mengatakan padanya betapa aku sangat menyukainya."
"Aku seharusnya menelpon kreditor dan mengatakan yang sebenarnya bulan lalu."
"Aku seharusnya sudah mulai berolahraga sejak satu tahun yang lalu."
Setiap saat, jika kita mau, kita bisa mulai mengerjakan hal-hal yang mendasar, hal-hal kecil yang akan memulai proses disiplin diri. Kenikmatan yang datang dari pencapaian-pencapaian kecil ini akan memulai proses keajaiban.
Insprirasi awal yang datang saat melatih disiplin baru dan simpel itu akan memulai sebuah proses yang disebut "meningkatkan nilai diri." Tidak masalah betapapun kecil atau remehnya aktivitas itu, karena di dalam terkandung peluang yang sangat besar.
Jenis perkembangan yang simpel ini akan membangun sebuah tangga untuk keluar dari jurang kegagalan dan kelalaian yang pernah kita gali sendiri.
Dengan setiap disiplin baru, kita akan menyusun sebuah anak tangga baru yang akan membuat kita bisa meniti untuk keluar dari kegelapan dimana kegagalan, keluhan, kebingungan, dan kesesatan berkumpul untuk berbagi cerita menyedihkan mengenai betapa tidak adilnya hidup ini.
Membangun tangga itu juga mudah untuk dilakukan.
Disiplin terkecil, yang diterapkan setiap hari, akan memulai sebuah proses luar biasa yang akan mengubah hidup kita untuk selamanya.
Sampai kita sudah belajar cara memanfaatkan peluang-peluang kecil yang diberikan oleh kehidupan, kita tidak akan pernah bisa menguasai disiplin untuk menjadi bahagia dan sejahtera.
Pencapaian besar dalam hidup dimulai dengan menguasai berbagai disiplin kecil. "Otot" mental, emosional, dan filosofi yang diperlukan untuk menulis surat, membersihkan rumah, atau membayar tagihan itu sama persis dengan "otot" yang diperlukan untuk menjalankan sebuah perusahaan atau mengatur sebuah pabrik.
Seperti yang pernah ditulis oleh seorang nabi yang bijak: "Jangan merasa letih dalam melakukan hal baik, karena akan tiba masanya dimana kamu akan menuai jika kamu tidak menyerah."
Kita tidak bisa mengatur kota sampai kita bisa mengatur semangat kita.
Kita tidak bisa mengatur negara sampai kita bisa mengatur diri sendiri.
Kita tidak bisa merencanakan masa depan sampai kita merencanakan kebiasaan kita.
Kita tidak bisa meningkatkan imbalan sampai kita meningkatkan level aktivitas.
Tempat untuk memulainya adalah di dalam diri melalui pengembangan disiplin baru. Disitulah sebenarnya kesuksesan dimulai, dengan menjadi penguasa atas detil-detil kecil dari kehidupan kita.
Semua pencapaian besar dalam hidup itu tersedia untuk semua orang, jika kita mau mendisiplinkan diri untuk melewati tahap awal dari perkembangan tanpa melalaikan disiplin apapun.
Kita tidak boleh mengijinkan aktivitas sekecil apapun untuk merampas kesehatan, kekayaan, persahabatan, dan gaya hidup di masa depan.
Kita tidak boleh membiarkan kesalahan penilaian untuk menipu kita sehingga berpikir bahwa "membiarkan hal-hal kecil berlalu" itu tidak akan memberikan dampak yang besar.
Kita tidak boleh mengatakan pada diri sendiri -- "Ini hanyalah area dimana aku boleh mengabaikan disiplin diri." Kata-kata "hanyalah area" inilah yang akan memulai proses erosi dari semua disiplin lain.
Salah satu tantangan terbesar yang menghadang kita semua adalah mendisiplinkan aktivitas. Kita harus disiplin dalam mencari pengetahuan, karena kita bisa mendapat terlalu banyak juga terlalu sedikit.
Kita harus mendisiplinkan diri dalam mempertahankan sikap yang benar, karena dikelilingi oleh berbagai sumber yang bisa dengan cepat merusak sikap yang telah susah payah kita kembangkan.
Dan kita harus mendisiplinkan diri untuk mengubah impian menjadi rencana, dan rencana menjadi target, dan target menjadi aktivitas kecil sehari-hari yang akan mengarahkan kita, langkah demi langkah, ke arah masa depan yang lebih baik.
Terakhir, kita harus memanfaatkan kekuatan imajinasi. Kita harus memikirkan semua kemungkinan. Kita harus terus mengingatkan diri bahwa untuk melakukan apa yang mungkin itu terkadang kita harus menantang diri sendiri dengan hal yang tidak mungkin.
Seperti yang pernah ditulis oleh seorang pendekar jaman dulu, "Lebih baik mengarahkan tombak ke bulan tapi menghantam elang, dari pada mengarahkan ke elang tapi hanya menghantam batu."
Merencanakan, mengimajinasikan, dan aktivitas yang intensif, adalah kekuatan luar biasa yang punya kemampuan untuk mengubah kualitas hidup kita secara dramatis.
Aktivitas adalah bagian utama dari kehidupan. Dia adalah sebuah sumber kekuatan yang memberikan kita bahan dan sarana bagi filosofi dan sikap kita.
Kecerdasan, perencanaan, intensitas, dan konsistensi aktivitas akan menciptakan energi baru, dan menjaga kita agar terus bergerak ke masa depan menggairahkan, yang sudah di design oleh pikiran dan hasrat kita untuk diri kita.