Proses Pengambilan Keputusan
Setiap kali sebuah ide muncul, secara tidak sadar kita akan menaruh ide ini diatas timbangan mental kita, lalu menakarnya, untuk menentukan level dari aksi apa yang perlu diambil dengan ide tersebut.
Ide-ide yang memiliki angka tinggi pada timbangan akan segera mendapat perhatian. Sedangkan yang memiliki angka rendah hanya mendapat perhatian yang minimal atau jarang diperhatikan.
Apapun level aksi yang telah kita tentukan, pada akhirnya akan diputuskan oleh filosofi kita. Jika kita gagal untuk mengumpulkan, memperbaiki, atau menambah pengetahuan yang sudah kita miliki, maka sejumlah besar keputusan kita mungkin akan menjauhkan kita dari kesuksesan, bukan mendekatkan.
Jika kita cenderung menghabiskan sebagian besar waktu untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat, berarti sudah waktunya untuk mulai melihat lebih dekat, dan mengamati proses pengambilan keputusan kita.
Dunia ini penuh dengan mereka yang keputusannya mengarahkan mereka pada kehancuran peluang untuk meraih kesuksesan. Mereka yang tidak beroperasi dari filosofi yang sehat, seringkali melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan, dan tidak melakukan sesuatu yang seharusnya mereka lakukan.
Mereka gagal untuk menetapkan target dan mengatur prioritas, terombang-ambing dari satu keputusan ke keputusan berikutnya. Mereka merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu, tapi tidak cukup disiplin untuk mengubah kesadaran ini menjadi aksi.
Setiap hari itu dipenuhi dengan puluhan persimpangan jalan (momen dimana kita dipanggil untuk membuat keputusan mengenai hal-hal kecil dan besar.) Hal penting untuk diingat adalah bahwa, setiap keputusan yang kita ambil selama momen pemetaan keputusan ini, akan membentuk jalur yang mengarah pada suatu tujuan.
Sama seperti jumlah total dari berbagai keputusan kita dimasa lalu, yang telah mengarahkan kita pada situasi saat ini, keputusan yang kita buat hari ini, akan mengarahkan kita ke berbagai imbalan atau penyesalan di masa depan.
Pilihan. Keputusan. Penyeleksian. Masing-masing menyediakan kita peluang untuk menentukan kualitas masa depan kita. Dan masing-masing menuntut kesiapan kita atas keputusan yang akan kita buat.
Dalam momen-momen pilihan tersebutlah, berbagai pengetahuan yang telah kita kumpulkan, dan filosofi yang telah kita kembangkan dari pengetahuan ini, akan melayani kita atau malah menghancurkan kita.
Itulah kenapa kita harus selalu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi pertentangan dari berbagai pilihan penting. Hanya melalui persiapan mental yang seksama, kita bisa konsisten dalam membuat keputusan yang bijak.
Apa yang kita pikirkan akan menentukan apa yang kita percayai; apa yang kita percayai akan menentukan apa yang kita pilih; apa yang kita pilih akan menentukan siapa kita; dan apa yang kita tarik akan menentukan apa yang kita dapatkan.
Saat kepercayaan kita berubah, begitu juga pilihan kita. Dan dari pilihan yang lebih baik, akan memberikan hasil yang lebih baik.
Jika kita merasa tidak bahagia dengan berbagai keputusan masa lalu yang telah mengarahkan kita, maka tempat untuk memulainya adalah dari proses pemikiran kita saat ini. Saat kita menambahkan berbagai pengetahuan baru, kita akan mulai memperbaiki filosofi kita.
Pengembangan dari sebuah filosofi yang sehat itu mempersiapkan kita untuk membuat keputusan yang sehat. Sama seperti arsitek, kita harus belajar untuk melihat di dalam pikiran kita, hasil yang ingin dicapai, kemudian mulai membangun pondasi yang solid untuk mensupport visi ini.
Begitu visi kita telah di defenisikan dengan jelas dan pondasi telah dimantapkan, maka berbagai pilihan yang dibutuhkan untuk melengkapi struktur bangunan akan bisa dibuat dengan mudah dan bijak.