Musuh Terbesar Bagi Kesuksesan
Musuh terbesar bagi kesuksesan dan kebahagiaan anda itu adalah emosi negatif, semua jenisnya. Emosi negatif lah yang menjatuhkan, menghisap energi, dan merampas semua kenikmatan dalam hidup anda.
Emosi negatif lah, mulai dari awal sejarah, yang telah lebih banyak merugikan orang-orang dan masyarakat dibanding semua jenis wabah lain yang pernah ada.
Karena itu, salah satu target terpenting jika anda benar-benar ingin bahagia dan sukses, adalah membebaskan diri dari emosi negatif, dan untungnya ini bisa dilakukan, jika anda mau belajar cara melakukannya.
Emosi negatif berupa takut, mengasihani diri, iri, dengki, rendah diri, dan marah, itu umumnya disebabkan 4 faktor. Begitu anda mengenali dan membuangnya dari pemikiran anda, maka secara otomatis emosi negatif akan berhenti.
Saat emosi negatif berhenti, emosi positif berupa kedamaian, kenikmatan, cinta, dan antusias mulai menggantikannya, dan seluruh kehidupan anda akan berubah jadi lebih baik, terkadang dalam hitungan menit, bahkan detik.
Berhenti Mencari Alasan
Salah satu dari empat penyebab utama emosi negatif itu adalah pembenaran. Anda hanya bisa menjadi negatif selama anda masih bisa membenarkan pada diri sendiri dan orang lain, bahwa anda berhak untuk marah atau kesal karena suatu alasan.
Inilah salah satu alasan kenapa orang yang marah itu terus menerus menjelaskan dan memberi alasan untuk perasaan negatifnya. Tapi saat anda tidak bisa lagi membenarkan perasaan negatif itu, maka anda tidak bisa lagi menjadi marah.
Misalnya, seseorang di PHK dari pekerjaannya karena perubahan dalam ekonomi dan penjualan yang merosot. Tapi, orang tersebut marah kepada boss nya karena keputusan ini, dan membenarkan amarahnya dengan cara menjelaskan semua alasan kenapa dia di PHK itu tidak adil.
Dia bahkan membuat dirinya menjadi semakin marah hingga memutuskan untuk menuntut, atau membalas dengan suatu cara. Selama dia masih terus membenarkan perasaan negatif pada boss dan perusahaannya, maka perasaan negatif tersebut akan menguasainya hingga menghisap habis seluruh pikiran dan hidupnya.
Tapi begitu dia mengatakan, "Waduh, aku di PHK. Ini biasa terjadi. Ini bukan masalah pribadi. Orang lain juga mengalaminya. Ku rasa, lebih baik aku mulai menyibukkan diri mencari pekerjaan baru." Emosi negatifnya langsung lenyap.
Dia menjadi tenang, jernih dan fokus pada target, dan pada langkah-langkah yang bisa diambil untuk kembali masuk ke dunia kerja. Begitu dia berhenti membenarkan, dia menjadi orang yang lebih positif dan efektif.
Berhenti Merasionalkan
Penyebab kedua dari emosi negatif adalah merasionalkan. Saat anda merasionalkan, anda mencoba untuk memberikan sebuah "penjelasan yang bisa diterima secara sosial untuk sesuatu yang tidak bisa diterima secara sosial."
Anda merasionalkan untuk menjelaskan atau membenarkan sesuatu yang telah anda lakukan, yang membuat anda merasa tidak enak atau tidak bahagia.
Anda mencari alasan atas tindakan atau aksi anda, dengan menciptakan penjelasan yang terdengar masuk akal, meski anda tahu bahwa sebenarnya anda bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
Anda seringkali menciptakan cara yang rumit untuk menempatkan diri diposisi yang benar, dengan cara menjelaskan bahwa tindakan anda itu sebenarnya cukup bisa diterima, setelah pertimbangan semua hal.
Rasionalisasi ini membuat emosi negatif semakin kuat. Rasionalisasi dan pembenaran itu selalu mengharuskan anda untuk menyalahkan seseorang atau sesuatu atas masalah anda.
Anda menempatkan diri sebagai korban, dan anda membuat orang lain atau sesuatu menjadi penindas atau "orang jahat."
Bangkit Diatas Opini Orang Lain
Penyebab ketiga dari emosi negatif itu adalah terlalu perhatian atau terlalu sensitif terhadap cara orang lain memperlakukan anda.
Bagi sebagian orang, seluruh citra dirinya itu ditentukan dari cara orang berbicara padanya, atau mengenai dirinya, atau bahkan memandang dirinya. Mereka memiliki harga diri yang rendah, tergantung dari opini orang lain
Dan jika opini tersebut negatif karena suatu sebab, maka "korban" real atau imajinasi ini segera menjadi marah, malu, minder, atau bahkan depresi, mengasihani diri dan putus asa.
Itulah kenapa para psycholog mengatakan bahwa hampir semua yang kita lakukan itu adalah untuk mendapat rasa hormat dari orang lain, atau setidaknya terhindar dari hilangnya rasa hormat mereka.
Anda Harus Bertanggung-jawab
Penyebab keempat dari emosi negatif, dan menjadi penyebab yang terburuk dari semuanya adalah menyalahkan. Kita bisa mengibaratkan emosi negatif untuk selalu menyalahkan orang lain itu seperti sebuah pohon.
Begitu anda menebang pohon tersebut, maka semua buahnya, semua emosi negatif lain, segera mati, sama seperti anda memutuskan kabel yang menyalurkan arus listrik ke lampu, semua lampu akan segera mati.
Penawar dari semua jenis emosi negatif itu adalah dengan menerima tanggung jawab secara penuh atas situasi anda. Anda tidak bisa mengatakan, "Aku bertanggung jawab!" lalu masih merasa marah.
Tindakan dari menerima tanggung jawab akan memutuskan dan membatalkan semua emosi negatif yang anda rasakan.
Bayangkan! Anda bisa segera membebaskan diri dari perasaan negatif dan mulai mengendalikan kehidupan anda hanya dengan mengatakan, "Aku bertanggung jawab!" setiap kali anda mulai merasa marah atau kesal karena suatu alasan.
Hanya setelah anda membebaskan diri dari emosi negatif, dengan cara bertanggung jawab penuh, barulah anda bisa mulai menetapkan dan mencapai target disemua aspek dari kehidupan anda.
Hanya setelah anda membebaskan diri, secara mental dan emosional, anda bisa mulai menyalurkan energi dan antusias ke arah perkembangan. Itulah mengapa, tanpa menerima tanggung jawab penuh, tidak mungkin ada perkembangan.
Sebaliknya, begitu anda menerima tanggung jawab penuh atas kehidupan anda, maka tidak ada yang mampu membatasi apa yang bisa anda cita-citakan, lakukan, dan miliki.
Mulai saat ini, tolak keinginan untuk menyalahkan siapapun atas apapun, baik itu dimasa lalu, masa sekarang atau masa depan. Seperti yang pernah dikatakan Eleanor Roosevelt, Tidak ada orang yang bisa membuat anda merasa rendah tanpa ijin anda.
Buddy Hacket, pernah berkata, Aku tidak pernah menyimpan dendam; saat anda menyimpan dendam, mereka berdansa!
Mulai saat ini, tolak keinginan untuk mencari-cari alasan atau membenarkan tingkah laku anda. Jika anda melakukan kesalahan katakan, "Aku menyesal," lalu mulai sibuk memperbaiki situasi.
Setiap kali anda menyalahkan seseorang atau sesuatu, berarti anda menyerahkan kekuasaan anda. Anda jadi merasa lemah dan tidak berdaya. Anda merasa negatif dan marah. Tolak untuk melakukannya.