Manfaat dari Membatasi Pergaulan
Pilihan lain untuk melindungi sikap kita adalah dengan membatasi pergaulan. Kita memang tidak bisa menghindar dari berbicara dengan rekan kerja, atau menolak kunjungan dari anggota keluarga tertentu untuk seumur hidup.
Tapi kita bisa membatasi waktu yang kita habiskan dengan mereka, dan dengan melakukannya, akan membatasi kemampuan mereka untuk mempengaruhi kita.
Ada sebagian orang yang kita berikan waktu beberapa menit, tapi tidak beberapa jam. Ada sebagian orang yang kita berikan waktu beberapa jam, tapi tidak beberapa hari. Tidak, jika pencapaian impan kita yang jadi taruhannya.
Pengaruh yang berlebihan itu tidak baik. Kadang, kita bisa menghindari keharusan untuk memutuskan hubungan dengan seorang teman yang memberikan pengaruh negatif, dengan cara membatasi waktunya.
Tapi kita tetap harus berhati-hati, bahkan dengan pergaulan yang terbatas. Sebab, terkadang pengaruh itu sangat halus karena bisa memiliki efek akumulasi yang sulit untuk dilihat.
Kita harus selalu ingat bahwa kegagalan itu adalah akibat dari berbagai kesalahan kecil yang diulang setiap hari, untuk jangka waktu yang panjang, yang berakumulasi secara pelan dan tidak kentara.
Dalam dunia personal maupun bisnis, sekitar 80% (mayoritas) dari orang yang dekat dengan kita, akan mempengaruhi sekitar 20% dari hasil yang kita capai. Sebaliknya, sekitar 20% (minoritas) akan menghasilkan 80% dari hasil yang bagus.
Dan berikut sebuah sudut pandang yang aneh tapi berharga untuk menyertai fakta yang menarik tersebut:
Kelompok 80% (yang cuma menghasilkan 20% hasil yang bagus) akan mencoba untuk mendapatkan 80% dari waktu kita, sementara kelompok 20% (yang menghasilkan 80% hasil yang bagus) akan menerima hanya 20% dari waktu kita.
Tantangan disini semestinya sudah jelas. Kita harus mendisplinkan diri untuk menghabiskan 80% dari waktu kita dengan 20% orang yang membantu kita mendapatkan 80% dari hasil, dan 20% dari waktu kita untuk 80% orang yang hanya memproduksi 20% dari hasil. Ini bukan sebuah tugas yang mudah.
Seringkali, mereka yang berada dikelompok mayoritas sangat ahli dalam mencari akses ke orang-orang yang sedang berusaha keras untuk menjadi lebih baik. Mereka punya kapasitas, jika kita tidak hati-hati, untuk mencuri sekitar 80% dari waktu kita yang berharga.
Jika kita membiarkannya, mereka akan menjadi seperti unta yang memasukkan hidungnya ke dalam tenda. Jika terus dibiarkan, unta tersebut, secara perlahan, sedikit demi sedikit akan masuk ke dalam tenda, dan tidak lama kemudian, kita menemukan diri sudah berada di luar tenda.
Mereka yang sedang mencari keberuntungan dan kebahagiaan harus mewaspadai cara kerja dari kelompok 80% ini, yang sebagian besar adalah orang-orang baik tapi terperangkap dalam pencarian cara untuk menjadi sukses, dan belum juga memahami pentingnya mengapa bisa sukses.
Mereka tidak mengerti bahwa alasan itu harus lebih dulu ada sebelum jawaban. Mereka belum memahami bahwa saat pikiran seseorang terkunci pada sebuah obesesi, dia tidak akan membutuhkan sebuah buku petunjuk atau kursus pelatihan mengenai cara memanfaatkan peluang.
Dalam dunia peluang yang bercampur dengan tantangan ini, ada orang-orang yang ingin tahu sehingga mereka mungkin jadi tahu, dan ada orang-orang yang mengira sudah tahu meski sebenarnya mereka belum tahu.
Ada orang-orang yang sangat lalai dalam memperhatikan perkembangan dan pengembangan dirinya. Jika kita cukup beruntung menemukan tambang emas, dan ingin mencari beberapa orang teman dekat untuk diajak berbagi penemuan ini, maka sepertinya sebagian akan mengecewakan kita.
Jika kita meminta bantuan dan kerja keras mereka untuk ditukar dengan sebagian dari keberuntungan kita, maka beberapa dari mereka akan menemukan kesalahan dalam syarat penawaran.
Sebagian akan mengeluh karena sekopnya murahan, dan tangan yang melepuh karena kerja keras. Sebagian akan mengeluhkan jarak antara rumah mereka yang nyaman dan lokasi tambang emas yang terlalu jauh.
Sebagian akan mengeluhkan betapa besarnya pajak yang akan dibayarkan setelah semua kerja keras dilakukan, dan betapa tidak adilnya itu. Tapi tetap, sebagian akan mengeluh karena seseorang telah mendapatkan lebih dibanding dirinya. Dan sebagian lain akan mengutuk kita karena menunjukkan sikap yang berat sebelah.
Pengembangan diri itu tidak selalu mudah, tapi pengalaman terburuk yang dialami oleh mereka yang memberikan perhatian pada pengembangan diri itu jauh lebih baik, dibanding hari terbaik dari mereka yang tidak melakukannya.
Kita tidak boleh menunda komitmen untuk menemukan "tambang emas" kita dalam hidup, hanya karena opini orang lain yang kita anggap berharga dan jadikan teman, tapi memberi dampak negatif pada sikap dan keyakinan diri kita, mencuri semangat dan hasrat kita terlalu banyak.
Kita wajib membatasi atau menghilangkan pengaruh tidak baik dari mereka yang telah memberikan efek yang salah pada kita. Jika tidak, kita beresiko kehilangan visi kita sendiri akibat pesimisme dari mereka yang tidak memiliki hasrat yang sama dengan kita, yaitu mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik.